Sekitar 85% atau setara dengan sekitar 622.000 ton/tahun bahan rotan mentah dunia, berasal dari Indonesia dan dihasilkan dari di kawasan hutan Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Bahan baku rotan merupakan sumber hayati dari hasil hutan selain kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Potensi bahan rotan tergolong cukup baik bagi ekologi hutan, sehingga rotan juga dikenal sebagai material green product.
Pemanfaatan tanaman rotan telah dilakukan sejak dahulu hingga saat ini. Banyak produk yang dihasilkan oleh tanaman rotan yang memiliki nilai ekonomi dan nilai budaya. Bahkan, produk rotan lokal telah diekspor hingga mancanegara. Tingginya permintaan produk rotan ini menimbulkan sebuah tantangan baru baik bagi pelaku industri.
Bergesernya gaya hidup manusia yang semakin modern, mendorong gaya hidup manusia yang semakin bebas. Banyaknya kegiatan outdoor seperti party outdoor dan kegiatan hiburan outdoor inilah yang mendorong banyaknya furniture yang lebih tahan dengan kondisi cuaca yang ekstrim. Pada masa itu, masih banyak yang menggunakan kayu solid untuk furniture outdoor. Hal inilah yang mendorong permintaan furniture dengan bahan yang lebih tahan dengan kondisi panas, dingin ataupun lembab.
Pada era krisis moneter, furniture rotan menjadi salah satu furniture yang paling banyak diminati. Untuk memenuhi permintaan pasar yang pada saat itu banyak menginginkan furniture yang lebih bisa tahan cuaca, munculah inovasi rotan buatan atau lebih dikenal dengan rotan sintetis. Rotan sintetis mengalami kenaikan yang sangat signifikan di kala itu hingga harga furniture berbahan rotan sintetis melambung tinggi.
Pada saat ini baik itu rotan natural maupun rotan sintetis masih sama sama diminati, hanya saja peruntukannya yang berbeda. Furniture rotan alami sering digunakan sebagai furniture indoor, sedangkan furniture rotan sintetis lebih diperuntukan untuk furniture outdoor atau semi-outdoor. Berkurangnya supply rotan natural membuat rotan sintetis menjadi alternatif di industri ini sehingga menyebabkan harga rotan sintetis juga memiliki harga yang bersaing dengan furniture rotan alami.